Postingan

Menampilkan postingan dengan label Psikologi

Gangguan Pola Makan pada Remaja Perempuan

Gambar
 Gangguan pola makan pada remaja perempuan ada apa saja ? Ada dua macam gangguan pola makan yang umumnya dilakukan oleh remaja perempuan, yaitu Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa, Kok, remaja perempuan yang mengalami gangguan pola makan ? Yup, karena biasanya pada usia remaja, perempuan mulai memerhatikan citra tubuhnya sedangkan kondisi emosional masih belum stabil. Maksudnya begini, ketika ada masalah emosional, mungkin galau karena nilai mata pelajaran tidak sesuai harapan, mungkin galau karena masalah pertemanan, mungkin galau karena masalah keluarga, atau karena sedang patah hati, biasanya remaja perempuan larinya ke ''makan''. Okey, lalu Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa itu yang seperti apa ? Satu per satu kita bahas. 1. Anorexia Nervosa Anorexia nervosa adalah gangguan pola makan dengan ciri selalu berusaha kurus yang dilakukan  dengan cara menahan lapar. Anorexia nervosa merupakan gangguan serius yang dapat menyebabkan kematian.  Tiga karakteristik utama p

Narsistik itu Gangguan Kepribadian ?

Gambar
Narsistik merupakan gangguan kepribadian yang menyangkut permasalahan sosial seperti manipulatif, mudah berubah pendirian, tidak peduli hubungan sosial, dan bertingkah laku impulsif. Orang dengan gangguan narsistik, biasanya berusaha tampil agung, menamakan dirinya dengan seorang yang besar dan wow. Mereka tenggelam dalam keasyikan menerima perhatian dari orang lain, salah dalam menerima reaksi orang-orang disekitarnya, mempromosikan diri, dan kurang mampu memahami dan merasakan perasaan orang lain. Orang narsistik berperilaku dramatis, mencari ketakjuban orang lain, tetapi memiliki kedangkalan ekspresi emosi serta dangkal dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Orang narsistik berpikiran bahwa diri mereka begitu penting, memiliki kekuatan, sebagai orang yang sukses, dan merasa bahwa diri mereka memegang kendali atas banyak orang. Dalam hubungan interpersonal, orang narsistik   membuat permintaan yang tidak rasional dan memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya, memanfaatk

Ansos atau Antisosial, Apa Itu ?

Gambar
 Antisosial atau yang kita kenal ''ansos''. Namun, sudahkah kamu tahu ansos itu ciri-cirinya bagaimana ? Yuk, kita cari tahu dulu mengenai antisosial atau ansos agar kita menggunakan kata ansos ini dengan tepat. Gangguan antisosial atau ansos ini ditandai oleh ciri-ciri kurangnya perkembangan moral dan tidak mampu membedakan mana yang pantas baginya dibandingkan dengan orang-orang yang lebih muda darinya. Ketidakmampuan mengikuti model perilaku yang disetujui oleh banyak orang, tidak malu menipu orang lain dan mempunyai riwayat hidup sebagai anak-anak bermasalah dalam melaksanakan apa yang harusnya ia lakukan. Antisosial ini atau yang kita kenal ansos merupakan gangguan yang serius selama lebih dari dua abad (Sher & Trull, 1994). Ciri kunci   dari antisosial atau ansos ini adalah melemahnya atau rusaknya kemampuan untuk membentuk hubungan positif dengan orang lain dan kecenderungan untuk menggunakan perilaku-perilaku yang bertentangan dengan dasar-dasar norma da

Kaitan Perilaku Negatif Remaja SMA dengan Pola Asuh Orang Tua

Gambar
Kaitan Perilaku Negatif Remaja SMA dengan Pola Asuh Orang Tua  Hi readers, are you okay today ? Berbicara tentang remaja, rasanya terkesan seolah tak ada habisnya. Kadang kita heran kenapa dari sekian ratus jumlah remaja, mereka begitu berbeda-beda karakternya terutama ketika berada di lingkungan sekolah. Kadang kita melihat remaja itu sebagai seorang yang sering bolos, seorang yang suka merokok saat jam pelajaran, seorang yang suka ceplas ceplos kalo berbicara di kelas, seorang yang apabila ditanya ini itu justru malah diam saja, dan lain sebagainya. Kadang kita mudah saja melabeli remaja tersebut, tanpa kita sadari bahwa mereka juga sama seperti kita. Bersikap abcdefgh ketika bekerja, juga karena ada banyak latar belakang di balik sikap yang kita tampilkan, mungkin karena pengalaman masa lalu salah satunya, mungkin karena sedang memiliki masalah, dan lain sebagainya. Siswa pun demikian, mereka malas-malasan belajar, ogah-ogahan bahkan terkesan remaja yang nakal, juga karena ada yan

Orang Normal ?

Gambar
Orang normal itu yang bagaimana ? Hello readers J Hopefully you doing good as always, aameen… Rasanya ketika kita lagi ngobrol-ngobrol dengan teman, keluarga, atau siapapun itu sering mengucapkan kata ‘’normal’’, misal seperti ‘’sikapnya kok berbeda dengan orang kebanyakan ? kayanya gak normal deh’’ atau ‘’orang itu kok pakaiannya compang-camping, terus ekspresi wajahnya terlihat aneh, apa orang itu bener gak normal ?’’ Yup ! hal-hal semacam itu ya, normal , normal , dan normal . Kalau kita coba resapi, sebenarnya, normal itu apa ? Tunggu sebentar, normal disini kaitannya dengan ‘’perilaku orang’’ ya. Lalu perilaku orang yang normal itu yang seperti apa ? Nah, dalam buku Wiramihardja (2015) : 11, menurut Kilander yang seorang ahli kesehatan mental, orang yang normal adalah orang yang memperlihatkan kematangan emosional, menerima realitas, bisa bekerja sama dan bisa hidup bersama dengan orang lain, serta memiliki filsafat hidup yang menjaga dirinya ketika komplikasi-komplikasi

Perkembangan Otak Remaja

Gambar
               Otak remaja mengalami perkembangan bersamaan dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Para ahli menemukan bahwa hampir dua kali koneksi sinaptik dibuat namun tidak digunakan (Huttenlocher & Dabbolkar, 1997). ‘’ Synaptic connectivity refers to the ensemble of direct chemical and electrical connections between neurons ’’( https://link.springer.com/ ) Jadi, koneksi sinaptik dilansir dari halaman  https://link.springer.com/   adalah seperangkat koneksi kimia dan listrik diantara sel saraf.                Koneksi yang digunakan diperkuat dan tetap bertahan, sementara koneksi yang tidak digunakan diganti oleh jalur lain atau menghilang. Sehingga, dalam istilah neurosains, koneksi-koneksi ini akan ‘’dipangkas’’. Hasil dari pemangkasan ini adalah pada akhir masa remaja, seseorang memiliki ‘’koneksi neuro yang lebih sedikit, lebih selektif, dan lebih efektif dibandingkan ketika masa kanak-kanak’’ (Khun, 2009, hal. 153). Pemangkasan ini juga mengindikasikan bahwa aktivitas ya